Kain tenun stagen merupakan pasangan dari kain jarik. Penggunaan kain ini masih bisa kita jumpai di desa-desa di Jawa. Nenek saya pun masih memakai stagen ini.
Adalah Mbah Abdi yang tinggal di dusun Ploso, Banguncipto, Sentolo, Kulonprogo. Ia dan istrinya berusaha melestarikan usaha ini. Sebuah rumah kecil yang terletak di samping rumah, menjadi saksi perjuangan mbah Abdi dan istrinya melestarikan kain tenun tradisional ini. Di rumah kecil tersebut terdapat sebuah alat tenun bukan mesin yang berbahan dasar kayu. Alat tenun sederhana itulah yang biasa dipakai untuk membuat kain stagen.
Dari tangan-tangan terampil mbah Abdi dan istrinya tersebut, dihasilkan kain-kain tenun yang diyakini mampu membuat perut pemakainya menjadi ramping. Kita bisa menengok wanita pada masa dahulu yang tetap ramping bahkan ketika mereka sudah melahirkan. Sayang wanita di era modern seperti ini jarang bahkan sudah mulai meninggalkan pakai stagen ini karena dianggap sulit ribet juga katanya. Fungsinya digantikan dengan korset yang penggunaannya lebih simple.
Semakin hari penggunaan nya semakin menurun. Siapa mampu bertahan ketika tenun stagen ini tidak memiliki masa depan yang cerah? Popularitas kain tenun stagen tentu kalah jauh jika dibandingkan dengan kain batik.
Tentu tidak semudah itu membandingkan kain batik dengan stagen karena fungsinya yang demikian berbeda. Kain batik memiliki penggunaan yang lebih luas. Sementara kain tenun stagen memiliki fungsi yang sangat terbatas. Namun, itu semua berpulang pada kejelian dan ketekunan dalam mengolah dan mempromosikannya.
Kain tenun stagen beserta alat tenunnya merupakan komoditi yang menarik untuk diangkat dan dipromosikan. Keunikan kain ini bisa diangkat menjadi sebuah wisata yang menarik bagi para wisatawan. Apalagi, keberadaan pengrajin berada di pedesaan yang maish asri dengan pemandangan yang alami. Nuansa pedesaan dengan hamparan sawah nan luas dapat dikelola menjadi destinasi wisata yang menarik wisatawan untuk datang berkunjung. Semakin banyak wisatawan yang datang, semakin luaslah peluang bisnis ini. Ketika fungsi kain ini tidak lagi mampu bertahan, perlu inovasi dengan menjadikannya sebagai kain souvenir bagi para wisatawan yang datang berkunjung.