Inovasi Kain Stagen– Banyak daerah yang mempunyai kain tradisional ikonik, salah satunya adalah Yogyakarta. Selain terkenal dengan tekstil kain batik dan lurik, Kota Gudeg ini juga memiliki kain stagen sebagai salah satu kain tradisionalnya.
Zaman dulu, kain stagen sangat populer digunakan oleh masyarakat, khususnya para ibu. Kain stagen digunakan untuk melilit pinggang sehingga mengencangkan kembali perut mereka yang bergelambir usai melahirkan.
Seperti kain tradisional lain, seiring perkembangan zaman, kepraktisan menjadi primadona sehingga kain stagen jawa kehilangan popularitasnya. Namun di tangan pemuda asal Jogja ini, stagen jawa ini dapat diolah menjadi produk lain yang merupakan inovasi yang bertujuan agar digemari kalangan anak muda.
Adalah Adam Amrullah yang mempunyai ide inovasi kain stagen tradisional menjadi sepatu atau sneakers lewat label Naray. Tidak seperti kain lurik atau batik yang cenderung lebih umum dibuat sebagai busana atasan, kain stagen jawa lebih bertekstur kasar dan tebal. Tentunya jika dimanfaatkan sebagai baju, sangat kurang nyaman di kulit.
Berawal dari googling, Adam menemukan sebuah desa bernama Moyudan, terletak di sebelah barat daya Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Desa itu rupanya terkenal memiliki tradisi menenun kain stagen.
Menemukan artikel di Moyudan ada ibu-ibu penenun kain stagen gitu. Nyoba main ke sana terus ngobrol. Katanya sekarang udah jarang orang pakai kain stagen karena pakainya ribet dan tidak praktis.
Melihat potensi yang ada, Adam memutuskan bermitra dengan perajin di Moyudan. Seperti makna Naray yang berarti “harapan” dalam bahasa Sansekerta, dari setiap pasang sneakers yang dihasilkan, tersemat misi penuh harapan untuk memberdayakan pengrajin asli melalui bekerja sama untuk membuat sneakers yang stylish.
Lewat transaksi membeli kain langsung dari perajin dengan harga wajar, mereka bisa terus melestarikan tradisi, meneruskannya ke generasi berikutnya, dan mendapatkan standar hidup yang lebih baik pada saat yang sama.
Ide membuat brand sepatu Naray ini tercetus pada awal Desember 2017 tapi baru mulai direalisasikan akhir Mei 2018. Diubahnya stagen dalam bentuk sneakers, lanjut Adam, sekaligus memperkenalkan kain stagen sebagai salah satu kearifan lokal Yogyakarta.
Sebelum mulai meluncurkan produknya, Adam mencoba mengedukasi warganet tentang kain stagen. Rupanya banyak anak muda yang kurang familiar dengan kain tenun satu ini.
Verawati Sukarma, misalnya. Pengunjung stand Naray di FKY 2019 itu mengungkapkan dirinya baru sekali ini menemukan sneakers unik dengan kain stagen.
“Aku baru tahu ada Naray ini. Kain stagen, kan, biasanya identik dengan orang tua, dipakai setelah hamil. Ternyata bisa juga diubah menjadi sneakers keren begini,” ujar perempuan 26 tahun tersebut.
“Sekarang produksi bisa 40-50 pasang sebulan. Pembeli kebanyakan dari luar kota, seperti Jakarta, Medan dan Makassar. Untuk luar negeri, banyak yang nanyain via email tapi masih terkendala pengiriman,” .